Evaluasi Anggaran Iklan: Pilih Berdasarkan Data atau Karena Kenal?

 "Ketika data diabaikan dan keputusan komunikasi publik dikendalikan oleh kedekatan pribadi.
Saatnya mengedepankan insight daripada hubungan personal demi efektivitas komunikasi publik."


Pemilihan media dalam penyaluran anggaran iklan pemerintah maupun swasta di daerah masih kerap menyisakan pertanyaan. Apakah keputusan itu diambil berdasarkan performa media, atau hanya karena kenal siapa yang pegang media?

Kondisi ini menjadi persoalan serius karena alokasi anggaran komunikasi bukan sekadar formalitas. Iklan, kampanye layanan publik, dan promosi sektor usaha seharusnya diputuskan berdasarkan analisa performa media yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.



Namun faktanya, masih banyak pelaku keputusan yang lebih mengutamakan faktor relasi personal dibandingkan insight yang bisa diukur.
“Anggaran iklan adalah investasi komunikasi. Kalau dasarnya hanya karena ‘teman’, maka efektivitasnya bisa diragukan,” kata seorang pengamat media di Bangka Belitung.

Kritik Keras Tapi Perlu
Masih marak praktik “bagi-bagi proyek” di sektor media, di mana iklan dan publikasi lebih condong diberikan ke media yang punya kedekatan personal, meskipun datanya minim, engagement rendah, dan jangkauannya tidak seberapa.

Ini bukan sekadar ketimpangan kecil. Ini adalah kegagalan sistemik dalam manajemen anggaran publik. Banyak kampanye hanya menjadi formalitas—sekadar tayang, tanpa menjangkau siapa pun. Di saat yang sama, media yang punya data kuat, audiens besar, dan terbuka untuk laporan performa justru sering diabaikan karena tak “punya akses”.

Solusi: Perlu Standar Evaluasi Media
Agar anggaran komunikasi tidak lagi disalahgunakan atau tidak efektif, sudah saatnya pemerintah dan lembaga swasta menerapkan standar objektif untuk memilih media partner.

Beberapa langkah solutif yang bisa diterapkan:



Gunakan Data Insight: Seperti Meta Business Suite (Instagram/Facebook), TikTok Creator Center, YouTube Analytics, Google Analytics, dan SocialBlade.

Lihat Trafik Website: Bisa dicek melalui SimilarWeb atau permintaan data langsung ke media.

Minta Laporan Performa: Media yang profesional pasti siap memberi data reach, impresi, engagement, dan CTR.

Transparansi & Track Record: Tinjau kembali jejak kerjasama sebelumnya, adakah peningkatan awareness atau hanya “numpang lewat”?


Tools Gratis yang Bisa Digunakan untuk Evaluasi:

Meta Business Suite (IG/FB): untuk cek jangkauan, interaksi, audiens.

TikTok Creator Center: melihat insight publik.

SocialBlade: mengukur performa akun medsos.

SimilarWeb: estimasi trafik web.

Google Analytics (jika ada akses).

Crowdtangle (Meta Partners): tracking penyebaran konten berita.

 Berani Profesional atau Tetap Personal?
Sudah waktunya setiap alokasi anggaran iklan diambil dengan pendekatan profesional, bukan emosional. Jika masih ada yang lebih mementingkan relasi dibanding hasil, maka publik patut bertanya:

Iklan ini untuk siapa? Untuk masyarakat, atau hanya untuk mengamankan “jatah teman”?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masturbasi: Antara Kebutuhan Biologis dan Batasan Kesehatan – Fakta Ilmiah, Studi Kasus, dan Pandangan Ahli

"The Next Prince": Drama BL Thailand yang Mengguncang Dunia Hiburan