Masturbasi: Antara Kebutuhan Biologis dan Batasan Kesehatan – Fakta Ilmiah, Studi Kasus, dan Pandangan Ahli
APA ITU MASTURBASI?
Masturbasi adalah aktivitas seksual yang dilakukan seseorang dengan cara menstimulasi alat kelaminnya sendiri untuk mendapatkan kenikmatan seksual hingga orgasme, tanpa pasangan. Aktivitas ini sering dilakukan oleh pria maupun wanita dari berbagai usia, terutama pada masa pubertas dan dewasa muda.
PANDANGAN AHLI & LEMBAGA MEDIS
-
World Health Organization (WHO) menyebut masturbasi sebagai bagian dari perkembangan seksual yang normal dan sehat.
-
Kinsey Institute: Penelitian mereka menunjukkan bahwa lebih dari 95% pria dan 89% wanita pernah melakukan masturbasi setidaknya sekali dalam hidup mereka.
-
Mayo Clinic: Masturbasi bisa menjadi pelepas stres, membantu tidur, dan mencegah ejakulasi dini. Tapi bila dilakukan berlebihan, bisa memicu rasa bersalah dan kecanduan.
STUDI KASUS NYATA & PENELITIAN AKADEMIS
-
Penurunan Risiko Kanker Prostat
- Studi oleh Harvard Medical School (2004) melibatkan 29.342 pria. Hasilnya: pria yang melakukan ejakulasi >21 kali per bulan memiliki risiko kanker prostat 33% lebih rendah dibandingkan yang kurang dari 4–7 kali per bulan.
Sumber: JAMA Network
- Studi oleh Harvard Medical School (2004) melibatkan 29.342 pria. Hasilnya: pria yang melakukan ejakulasi >21 kali per bulan memiliki risiko kanker prostat 33% lebih rendah dibandingkan yang kurang dari 4–7 kali per bulan.
-
Pengaruh terhadap Kesehatan Mental
- University of Sydney (2020): Sebagian pria lajang menggunakan masturbasi sebagai mekanisme koping atas stres atau kesepian, tapi ada korelasi negatif jika dilakukan berlebihan.
- Kasus: Alan (26) dari Australia mengaku kecanduan masturbasi hingga 6 kali sehari, menyebabkan ia kehilangan pekerjaan dan depresi. Setelah terapi kognitif dan pendekatan mindfulness, ia bisa menurunkannya menjadi 3 kali seminggu dan kembali bekerja.
-
Pengaruh terhadap Fungsi Ereksi
- Journal of Sexual Medicine (2016) mencatat bahwa masturbasi berlebihan dengan pornografi bisa menurunkan sensitivitas dan menyebabkan disfungsi ereksi psikogenik pada pria di bawah 35 tahun.
-
Dampak pada Wanita
- Kinsey Report menyatakan wanita yang mengenal tubuhnya melalui masturbasi cenderung lebih mudah mencapai orgasme saat berhubungan intim.
- Studi: Wanita yang rutin masturbasi 1–2 kali per minggu memiliki kepuasan seksual lebih tinggi.
BATASAN WAJAR MASTURBASI
Menurut American Psychological Association (APA) dan Cleveland Clinic, masturbasi dianggap bermasalah jika:
- Frekuensinya mengganggu pekerjaan, ibadah, atau kehidupan sosial
- Dilakukan lebih dari 3–5 kali per hari dalam jangka panjang
- Muncul rasa bersalah ekstrem setelah melakukannya
- Tidak bisa berhenti meskipun ingin (indikasi adiksi)
DAMPAK POSITIF MASTURBASI (DALAM BATAS WAJAR)
- Mengurangi stres dan tekanan batin
- Membantu tidur dan relaksasi
- Mengurangi risiko kanker prostat (pada pria)
- Membantu mengenali tubuh dan preferensi seksual
- Tidak menularkan penyakit menular seksual
DAMPAK NEGATIF JIKA BERLEBIHAN
- Luka pada alat kelamin karena gesekan berlebihan
- Menurunnya sensitivitas (desensitisasi)
- Ketergantungan terhadap pornografi
- Gangguan ereksi atau ejakulasi dini
- Hubungan sosial terganggu
PANDANGAN AGAMA
- Islam: Ulama berbeda pendapat. Sebagian mengharamkan, sebagian membolehkan dalam kondisi darurat.
- Kristen & Katolik: Umumnya menyarankan menjauh karena dianggap melemahkan pengendalian diri.
- Hindu & Buddha: Lebih menekankan pada pengendalian hawa nafsu dan kesadaran diri.
Masturbasi atau onani adalah aktivitas seksual yang dilakukan sendiri untuk mendapatkan kepuasan. Meski umum dilakukan, topik ini sering dianggap tabu untuk dibahas secara terbuka. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa sisi penting dari masturbasi yang jarang disampaikan secara lugas, mencakup remaja, hubungan pasangan, pornografi, teknik sehat, mitos, dan dampak psikologis.
1. Masturbasi di Kalangan Remaja
Apakah Normal? Menurut American Academy of Pediatrics, masturbasi adalah perilaku seksual yang normal dalam perkembangan remaja. Sebagian besar anak-anak mulai mengeksplorasi tubuhnya sejak usia 10–13 tahun.
Risiko Jika Tanpa Edukasi Tanpa pemahaman yang benar, masturbasi bisa dilakukan dengan cara berbahaya: menggunakan benda tajam, tekanan berlebih, atau terlalu sering hingga mengganggu aktivitas harian. Edukasi seks sangat penting agar remaja memahami batasan dan risiko kesehatan.
Peran Orang Tua Daripada menghakimi, lebih baik orang tua membekali anak dengan informasi tentang tubuh, privasi, dan kesehatan seksual sejak dini, sesuai umur.
2. Masturbasi dan Hubungan Pasangan
Mengganggu atau Menguatkan? Dalam hubungan romantis, masturbasi bisa menjadi topik sensitif. Bagi sebagian pasangan, masturbasi dianggap sebagai bentuk "pengkhianatan kecil." Namun menurut terapis seksual Ian Kerner, masturbasi tidak selalu berarti ada yang salah dalam hubungan. Justru bisa menjadi cara untuk mengenal diri dan menyampaikan preferensi seksual ke pasangan.
Masturbasi Saat LDR Pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh (LDR) sering mengandalkan masturbasi sebagai pelepas hasrat. Dalam konteks ini, masturbasi bisa membantu menjaga keintiman, terutama bila dipadukan dengan komunikasi terbuka dan kepercayaan.
3. Masturbasi dan Pornografi
Pengaruh Pornografi Sebagian besar orang menonton pornografi saat masturbasi. Namun, ini bisa menjadi pisau bermata dua. Studi dari Journal of Sexual Medicine menyebutkan bahwa konsumsi pornografi berlebih bisa menurunkan sensitivitas seksual, menghambat orgasme alami, bahkan menyebabkan disfungsi ereksi.
Solusi: Mindful Masturbation Pendekatan yang disarankan para ahli adalah mindful masturbation, yaitu masturbasi tanpa pornografi, dengan fokus pada sensasi tubuh dan fantasi alami. Ini lebih sehat secara psikologis dan memperkuat koneksi dengan diri sendiri.
4. Teknik Masturbasi yang Aman dan Sehat
Frekuensi yang Wajar Menurut Mayo Clinic, masturbasi hingga 2–3 kali seminggu dianggap wajar jika tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Panduan Aman
- Gunakan pelumas jika perlu untuk mencegah iritasi
- Hindari tekanan berlebih pada organ seksual
- Cuci tangan dan alat bantu sebelum dan sesudah digunakan
Masturbasi bagi Wanita Sayangnya, edukasi soal masturbasi perempuan masih minim. Padahal masturbasi bisa membantu wanita mengenal respons tubuhnya, mengurangi nyeri haid, dan meningkatkan suasana hati.
5. Myth Busting: Fakta vs Mitos
MITOS: Masturbasi bikin impoten Fakta: Tidak. Masturbasi justru membantu menjaga kesehatan prostat.
MITOS: Masturbasi bikin jerawatan Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung ini.
MITOS: Masturbasi bikin lemas dan bodoh Fakta: Masturbasi tidak menurunkan kecerdasan atau energi secara signifikan jika dilakukan secara wajar.
6. Masturbasi dan Kesehatan Mental
Pengaruh terhadap Mood Masturbasi dapat melepaskan dopamin dan oksitosin, hormon yang berperan dalam rasa senang dan rileks. Oleh karena itu, masturbasi kadang bisa menjadi cara coping terhadap stres atau kecemasan.
Kecanduan Masturbasi? Menurut DSM-5, tidak ada diagnosis resmi untuk kecanduan masturbasi, tetapi jika seseorang merasa "terpaksa" melakukan masturbasi berulang kali hingga mengganggu pekerjaan atau hubungan sosial, maka ini bisa menjadi gangguan perilaku kompulsif.
Terapi dan Bantuan Jika merasa tidak bisa berhenti atau merasa bersalah terus-menerus, berkonsultasilah dengan psikolog atau terapis seksual. Terapi kognitif-perilaku (CBT) terbukti efektif dalam membantu kasus seperti ini.
Penutup
Masturbasi bukan hal tabu, tapi harus dilakukan dengan pemahaman, kesadaran, dan tanggung jawab. Dengan edukasi yang benar, baik remaja maupun orang dewasa bisa lebih sehat secara seksual dan mental. Jangan ragu mencari bantuan profesional jika aktivitas ini terasa di luar kendali.
Sumber: Mayo Clinic, Journal of Sexual Medicine, American Academy of Pediatrics, Ian Kerner Ph.D, DSM-5
Masturbasi bukanlah dosa mutlak atau tindakan menyimpang jika dilakukan dengan kontrol dan pemahaman yang benar. Bila digunakan sebagai pelarian dari masalah atau dilakukan secara kompulsif, maka perlu intervensi psikologis.
.jpeg)

Komentar
Posting Komentar